Memahami Perintah-Nya

Oleh : Khasiatun Amaliyah

Terlambat yang sebenarnya adalah ketika petunjuk-Nya sudah di depan mata, akan tetapi kita tidak segera peka dan mengambilnya. Benarkah itu dikarenakan hati kita sudah menjadi keras bak batu?

Manusia dengan segala permasalahan yang dihadapi tidak sedikitpun lepas dari pengawasan-Nya. Tidaklah seorang manusia diberikan ujian melebihi batas kesanggupan dan kemampuannya. Mulai dari masalah yang kecil dan sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya saja lupa meletakkan suatu barang akhirnya membuat kita harus mencarinya sampai terkadang bisa memicu meluapnya emosi ringan tanpa kita sadari. Beberapa ucapan yang tidak sepantasnya ke luar akhirnya lisan kita ucapkan. Begitulah memang, maka dari itu sungguh sulit dan butuh konsistensi untuk bisa mengendalikan diri dengan baik.

Sebagai seorang muslim di Al-Quran sudah banyak Allah memberikan banyak peringatan. Tidak sedikit pula dari kita yang hanya sebatas tahu lalu setelahnya seperti angin lalu. Apabila segala hal atau aktivitas yang kita lakukan sehari-harinya entah dalam keadaan ramai atau sendiri, Allah senantiasa mengawasi dan tidak ada satu pun perbuatan kita yang tidak tercatat oleh malaikat.

Manusia adalah makhluk yang sering lalai dan lengah. Ketidaktahuan manusia bahwa waktu merupakan suatu hal paling penting dan berharga, yang mana ketika mereka mampu menggunakan 24 jam yang Allah berikan secara bijaksana dan manfaat maka ia pun akan menuai hasilnya. Bahkan 24 jam itu bisa bernilai pahala jika segala aktivitas yang dilakukan diniatkan karena Allah dan semata-mata untuk mencari ridha-Nya.

Baca Juga:  HUJAN EMAS ATAU HUJAN BATU?

Dengan demikian, maka menjadi penting bagi kita sebagai seorang muslim untuk mengetahui apa saja perintah-Nya. Setidaknya kita bukan hanya tahu sebatas menjalankan ibadah salat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Akan tetapi lebih dari itu, yang mana mungkin ini akan berkaitan dengan keseharian yang kita lakukan. Tidak mudah memang untuk menjalankan semua perintah-Nya, yang mana disadari bahwa kita hanyalah manusia biasa yang memiliki batas kesanggupan. Akan tetapi, itu bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk terus ber ikhtiar dalam upaya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita sebagai seorang muslim yang sesungguhnya dengan memahami dan menjalankan perintah-Nya.

Dalam Q.S (2) Al-Baqarah Ayat (83) Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, ‘Janganlah kamu menyembah selain Allah, berbuat baiklah pada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakan salat, tunaikan zakat.’ Tapi kemudian kamu berpaling (ingkar), kecuali sebagian kecil dan kamu masih menjadi pembangkang.”

Berdasarkan surah tersebut mari lihat dan berkaca pada diri kita sendiri, sudahkah kita melakukannya? Sudahkah kita benar-benar menyembah Allah yaitu dengan hanya berharap, berdoa, dan bergantung kepada-Nya? Jangan-jangan kita masih bergantung kepada manusia, padahal Allah lah yang membolak-balikkan hati mereka dan memegang kendali atasnya (manusia-manusia).

Sudahkah kita berbuat baik kepada ke dua orang tua kita? Atau justru kita masih suka membangkang, berkata kasar, dan berlaku tidak baik kepada ke duanya? Sudahkah kita berlaku baik pada anak-anak yatim dan orang-orang miskin? Atau malah justru kita berlaku sombong dan angkuh? Sudahkah kita bertutur kata yang baik kepada manusia? Jangan-jangan kita sering menggunakan kata-kata yang sedang gaul saat ini, menganggapnya sebagai suatu trend, tanpa kita sadari itu akan menjadi salah di hadapan-Nya, dan suatu hari nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah keluar dari lisan kita (segala perkataan).

Baca Juga:  Karakter Pantang Menyerah: Kekuatan untuk Menggapai Mimpi bagi Pemuda Muslim

Bagaimana kabar salat kita? Masihkah baik-baik saja? Sudahkah kita benar-benar tunduk dan menyerahkan diri kepada-Nya dalam salat kita? Atau justru masih terbayang-bayang dengan aktivitas (sibuk memikirkan dunia)?

Maka dari itu, menjadi penting bagi kita untuk sedikit demi sedikit mulai dari sekarang memahami apa saja perintah-Nya dan mulai konsisten untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut (83) bahwa hanya sebagian kecil yang melakukan perintah-Nya dan kebanyakan dari kita ingkar serta menjadi seorang pembangkang.

Bagaimana memulainya? Dimulai dari ketika kita mulai membaca Al-Quran dengan disertai memahami makna dan mengamalkannya, semoga istiqomah.

Penulis merupakan mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Teks asli : https://worentjourneyme.wordpress.com/2021/10/03/memahami-perintah-nya/

Related Posts

Latest Post